Namun, seperti halnya tren mode lainnya, gamis shimmer juga memiliki kekurangan. Aris mengungkapkan bahwa material kainnya cenderung panas, meskipun efek kilau yang dihasilkan memang memukau.
Fenomena gamis shimmer bukan hanya sekadar tren sementara, melainkan juga mencerminkan dinamika budaya dan media sosial dalam mempengaruhi pilihan fesyen masyarakat.
Meskipun demikian, kepopuleran gamis shimmer membawa dampak positif bagi produsen fesyen, yang merasakan peningkatan penjualan produk mereka.
Murianews, Kudus – Lebaran tahun ini disambut dengan gemerlapnya tren fesyen yang tak terduga, yang menarik perhatian banyak pengguna media sosial.
Di media sosial TikTok, pencarian dengan kata kunci gamis shimmer memang berada di urutan teratas. Bahkan gamis itu pun makin banyak dibicarakan oleh kaum Perempuan pada saat momen halalbihalal.
Apa sebenarnya gamis shimmer ini? melansir dari CNNIndoensia.com, Shimmer merujuk pada efek kilau atau bercahaya pada material kain tertentu ketika terpapar cahaya.
Material ini tidaklah baru, bahkan telah lama populer di China. Bahan utama yang digunakan adalah sutera, yang memiliki tekstur halus dan mampu memantulkan cahaya dengan indah.
Sutera, yang sudah dikenal sejak zaman kuno, telah menjadi kegemaran keluarga kerajaan di Eropa dan sekarang menjadi tren di kalangan masyarakat umum.
Meski demikian, gamis shimmer menjadi fenomena tersendiri di Lebaran tahun ini. Dengan harga yang terjangkau, berkisar antara Rp 100 hingga Rp 200 ribu, gamis ini menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang menginginkan tampilan mewah namun tidak menguras kantong.
Tidak heran jika gamis shimmer menjadi daya tarik bagi banyak ibu-ibu yang mencari kesan elegan dalam busana Lebaran.
Menurut Aris Magenta, seorang pegiat fashion di Kudus, tren gamis shimmer ini tidak lepas dari viralnya di platform media sosial, terutama TikTok.
Fenomena ini membuat banyak orang tertarik untuk menggunakan kembali gamis shimmer, menciptakan gelombang tren yang melanda Lebaran tahun ini.
Namun, seperti halnya tren mode lainnya, gamis shimmer juga memiliki kekurangan. Aris mengungkapkan bahwa material kainnya cenderung panas, meskipun efek kilau yang dihasilkan memang memukau.
Fenomena gamis shimmer bukan hanya sekadar tren sementara, melainkan juga mencerminkan dinamika budaya dan media sosial dalam mempengaruhi pilihan fesyen masyarakat.
Meskipun demikian, kepopuleran gamis shimmer membawa dampak positif bagi produsen fesyen, yang merasakan peningkatan penjualan produk mereka.
Editor: Cholis Anwar