Murianews, Kudus – Selendang toh watu dapat menjadi bagian dari fesyen. Dengan dijadikan menjadi bagian fesyen otomatis selendang khas Kabupaten Kudus itu dapat dipromosikan.

Selendang toh watu identik dengan warna abu-abu dengan kombinasi garis biru tua. Selendang ini sejak dulu digunakan pedagang pasar untuk menggendong barang jualannya.

Selain itu, selendang toh watu juga biasa dijadikan seserahan pernikahan oleh warga di wilayah Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.

Meski begitu, menurut Pengamat mode Kudus, Aris Magenta, tak banyak warga Kudus yang mengetahui selendang toh watu daripada caping kalo. Padahal, selendang toh watu merupakan bagian pakaian adat Kudus bersama caping kalonya.

”Selain jadi baju adat Kudus, selendang toh watu juga bisa dikombinasikan dengan gamis atau baju fesyen lainnya. Jadi tidak hanya dipadukan dengan baju adat saja,” katanya, Selasa (26/9/2023).

Menurut Aris, perlu sosialisasi yang masif untuk mengenalkan selendang toh watu sebagai bagian mode. ”Sebenarnya penggunaan selendang toh watu sebagai busana fesyen sudah menjadi tren, makanya harus terus dikenalkan ke masyarakat,” terangnya.

Salah satu bentuk sosialisasi yang bisa dilakukan, menurut Aris, yakni dengan menarasikannya saat model yang menggunakan selendang toh watu berjalan di atas catwalk.

”Salah satu bentuk menyosialisasikan itu bisa lewat narasi. Biasanya saat model berjalan di atas catwalk ada narasi yang disampaikan oleh panitia penyelenggara, sehingga masyarakat yang menonton menjadi tahu,” imbuhnya.

Editor: Zulkifli Fahmi